Desain Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contoh

Desain penelitian adalah alat bantu strategis yang mengarahkan kita dari awal hingga akhir penelitian. Berikut macam-macam dan contohnya.
Desain Penelitian

Sebelum terjun langsung menyelesaikan sebuah masalah melalui penelitian, pernahkah kamu berpikir, apakah sudah tahu langkah apa yang akan kamu ambil, metode apa yang tepat digunakan, atau data seperti apa yang perlu kamu kumpulkan? Di sinilah peran penting desain penelitian mulai terlihat. Banyak mahasiswa (dan bahkan peneliti pemula) sering kali terburu-buru ingin mencari solusi, tanpa menyusun “peta” yang akan menuntunnya ke jawaban yang benar.

Desain penelitian bukan sekadar formalitas akademik. Ia adalah fondasi dari seluruh proses ilmiah yang kamu jalankan. Tanpa desain penelitian yang matang, risiko “tersesat” di tengah jalan, kehabisan waktu, atau bahkan gagal menjawab rumusan masalah jadi semakin besar.

Dengan memiliki desain yang jelas sejak awal, kamu dapat bekerja lebih terarah, efisien, dan tentu saja: hasil penelitianmu jadi lebih kuat secara ilmiah. 

Maka dari itu, sebelum memecahkan masalah, merancang desain penelitian adalah langkah awal yang tidak bisa dilewatkan. Artikel di bawah ini akan menjelaskan dengan detail mengenai desain penelitian dan berbagai macam contohnya.

Sebagai mahasiswa, tentu pernah merasa bingung harus mulai dari mana saat mau menyusun skripsi atau penelitian? Atau sudah punya topik, tapi tidak tahu langkah-langkahnya secara runtut? Nah, di sinilah titik krusial yang sering terlewat oleh mahasiswa. 

Banyak yang langsung ingin mengumpulkan data atau menganalisis, tanpa merancang arah yang jelas terlebih dahulu. Padahal, menentukan langkah sejak awal akan sangat membantu kita bekerja lebih sistematis dan efisien. Dengan perencanaan yang matang, waktu dan tenaga yang kamu habiskan bisa lebih tepat sasaran. 

Maka dari itu, penting untuk menyiapkan strategi yang rapi sebelum benar-benar mengeksekusi penelitian, salah satunya dengan membuat desain penelitian.

Apa Itu Desain Penelitian?

Kalau kamu sudah duduk di semester akhir dan sedang mempersiapkan skripsi atau penelitian tugas akhir, pasti sudah sering mendengar istilah desain penelitian. Tapi sebenarnya, apa sih desain penelitian itu?

Secara umum, desain penelitian bisa diibaratkan sebagai “kerangka kerja” atau “peta” yang kamu susun sebelum mulai meneliti. Tujuannya adalah agar proses penelitianmu berjalan lebih terarah, sistematis, dan tidak melenceng dari tujuan utama. 

Desain ini mencakup rencana dan langkah-langkah teknis yang akan kamu ambil untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitianmu. Mulai dari jenis data yang akan dikumpulkan, metode pengumpulan data, hingga cara menganalisisnya.

Baca juga: Rencana Jadwal Penelitian

Desain penelitian juga membantu kamu menghindari kesalahan fatal seperti: data tidak sesuai dengan tujuan, teknik analisis tidak nyambung dengan rumusan masalah, atau waktu habis hanya untuk mengulang proses karena awalnya tidak jelas. Maka dari itu, desain penelitian adalah salah satu bagian penting sebelum kamu “terjun” ke lapangan.

Intinya, desain penelitian adalah alat bantu strategis yang mengarahkan kita dari awal hingga akhir penelitian, sehingga kita tahu dengan pasti: mau meneliti apa, bagaimana caranya, dan untuk apa hasilnya.

Dalam dunia akademik, desain penelitian dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti desain kuantitatif, kualitatif, hingga campuran (mixed methods), yang masing-masing punya pendekatan berbeda tergantung pada jenis pertanyaan penelitian dan tujuan akhirnya. Maka sebelum memulai, penting banget bagi kamu untuk memahami desain mana yang paling cocok untuk topik dan metode yang akan kamu gunakan.

Desain Penelitian Menurut Para Ahli

Desain penelitian merupakan kerangka kerja konseptual yang membimbing peneliti dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu studi ilmiah. Beberapa pakar telah memberikan definisi dan penekanan yang berbeda terhadap desain penelitian berdasarkan pendekatan dan latar belakang metodologi masing-masing.

1. Fred N. Kerlinger (2000)

Kerlinger menyatakan bahwa “desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian.” Dalam pandangan ini, desain penelitian diposisikan sebagai pedoman menyeluruh, mulai dari pengumpulan data hingga pengolahan data.

2. John W. Creswell (2014)

Creswell mendefinisikan desain penelitian sebagai “rencana dan prosedur yang mencakup keputusan mulai dari asumsi umum hingga metode pengumpulan dan analisis data yang terperinci.” Artinya, desain tidak hanya berfungsi sebagai peta, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan filosofis hingga teknik praktis.

3. Sugiyono (2016)

Sugiyono menyatakan bahwa “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang agar tujuan penelitian tercapai secara efektif.

4. R. Bogdan dan S. Biklen (1992)

Menurut Bogdan dan Biklen, desain penelitian adalah “kerangka kerja logis dan sistematis untuk mengembangkan strategi penelitian yang efektif.” Mereka menyoroti pentingnya pendekatan sistematis yang disesuaikan dengan karakteristik masalah penelitian.

5. Donald Ary dkk (2010)

Desain penelitian adalah “rencana keseluruhan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dengan tujuan menjawab pertanyaan penelitian.” Ary menekankan bahwa desain adalah langkah awal yang sangat menentukan arah dan keberhasilan studi.

6. Neuman (2011)

Neuman menyebut desain penelitian sebagai “strategi yang menghubungkan filosofi ilmiah dengan tindakan praktis.” Ia menyoroti pentingnya keseimbangan antara teori dan metode.

7. Bungin (2007)

Menurut Bungin, desain penelitian merupakan “langkah-langkah atau panduan yang digunakan peneliti untuk memecahkan masalah ilmiah secara logis dan terstruktur.”

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian bukan hanya skema teknis, tetapi juga landasan filosofis, strategis, dan metodologis dalam merancang dan melaksanakan penelitian secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Baca juga: Roadmap Penelitian

Macam-macam Desain Penelitian

Desain penelitian secara umum dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing memiliki desain yang berbeda, sesuai dengan tujuan dan pendekatan yang digunakan.

1. Desain Penelitian Eksperimen

Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara dua variabel. Biasanya dilakukan dengan manipulasi variabel independen dan melihat dampaknya terhadap variabel dependen. Contohnya: pre-test dan post-test design, true experiment, atau quasi experiment.

2. Desain Penelitian Deskriptif

Jenis ini bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena, kejadian, atau objek tanpa mengubah atau memanipulasi variabel. Peneliti hanya mengamati dan mencatat apa yang terjadi. Contohnya: survei populasi, studi kasus.

3. Desain Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel tanpa intervensi. Misalnya, apakah ada hubungan antara intensitas belajar dan prestasi akademik.

4. Desain Penelitian Kualitatif

Digunakan untuk menggali makna, pandangan, dan pemahaman secara mendalam terhadap suatu fenomena sosial atau budaya. Pendekatannya bisa berupa studi etnografi, fenomenologi, atau studi kasus kualitatif.

5. Desain Penelitian Campuran (Mixed Methods)

Merupakan kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Biasanya dipakai untuk mengeksplorasi fenomena yang kompleks.

6. Desain Penelitian Tindakan (Action Research)

Dirancang untuk memperbaiki praktik dalam suatu komunitas atau organisasi. Sering digunakan di bidang pendidikan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar.

Pemilihan desain penelitian yang tepat akan sangat menentukan keakuratan hasil dan efektivitas penelitian yang kamu lakukan.

Contoh Desain Penelitian Kuantitatif

Judul: Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Perkembangan Sosial Remaja di Kota X

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap perkembangan sosial remaja di Kota X.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada 200 remaja berusia 15-18 tahun di Kota X. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling untuk memperoleh sampel yang representatif. 

Kuesioner terdiri dari dua bagian utama: pertama, untuk mengukur tingkat penggunaan media sosial (frekuensi, durasi, dan jenis platform), dan kedua, untuk mengukur aspek perkembangan sosial (interaksi sosial, keterampilan komunikasi, dan partisipasi dalam kegiatan sosial). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan uji regresi linear untuk menguji pengaruh penggunaan media sosial terhadap perkembangan sosial.

Hasil yang diharapkan adalah adanya korelasi antara penggunaan media sosial yang tinggi dengan penurunan keterampilan sosial remaja, namun dengan kemungkinan perbedaan berdasarkan jenis kelamin atau usia.

Contoh Desain Penelitian Kualitatif

Judul: Pemahaman Orang Tua Tentang Pendidikan Karakter Anak di Sekolah Dasar

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana orang tua memandang pentingnya pendidikan karakter dalam pembentukan moral anak-anak mereka di sekolah dasar.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 orang tua yang memiliki anak di sekolah dasar di Kota Y. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria orang tua yang aktif dalam kegiatan sekolah. 

Wawancara terstruktur dan semi-terstruktur digunakan untuk menggali persepsi orang tua mengenai pendidikan karakter, tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter di rumah, serta ekspektasi mereka terhadap sekolah dalam hal ini. Data wawancara akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik, yang akan mengidentifikasi pola dan tema terkait persepsi orang tua. 

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan orang tua tentang pendidikan karakter dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam mendukung pengembangan karakter anak.

Baca juga: