Urgensi Penelitian: Cara Menentukan dan Cotnoh

Artikel ini membahas tentang bagaimana cara menjelaskan urgensi penelitian dengan tepat dan meyakinkan disertai contohnya.
Urgensi Penelitian

Sebelum sebuah penelitian dijalankan, satu hal paling mendasar yang harus dijawab adalah: mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan? Pertanyaan ini bukan sekadar formalitas dalam menulis proposal atau laporan, melainkan inti dari kebermaknaan sebuah penelitian. Penelitian hanya layak dilakukan jika memiliki urgensi yang jelas—baik secara teoritis maupun praktis.

Tanpa urgensi, penelitian bisa kehilangan arah, tujuan, bahkan kepercayaan dari pembaca, pembimbing, atau audiens ilmiah. Coba bayangkan, kamu membaca sebuah penelitian yang sangat lengkap dari sisi metode, kaya data, dan analisisnya mendalam, tapi ternyata membahas topik yang tidak relevan, tidak menyelesaikan masalah apa pun, dan tidak punya kontribusi bagi pengembangan ilmu atau masyarakat. 

Akankah kamu tertarik? Inilah alasan mengapa urgensi menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan.

Menunjukkan urgensi bukan sekadar menuliskan bahwa “topik ini menarik”, tetapi menjelaskan secara argumentatif mengapa topik tersebut penting diteliti saat ini, siapa yang akan mendapatkan manfaatnya, dan bagaimana hasilnya akan menjawab persoalan nyata atau celah pengetahuan yang belum terisi. Urgensi yang kuat membuat pembaca merasa bahwa penelitian ini layak didukung, dibiayai, bahkan diaplikasikan hasilnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang bagaimana cara menjelaskan urgensi penelitian dengan tepat dan meyakinkan. Apa saja elemen yang perlu dimasukkan? Bagaimana merangkainya dalam latar belakang? Dan bagaimana urgensi ini bisa menjadi jembatan antara teori dan realitas lapangan? 

Jika kamu sedang menyusun skripsi, tesis, atau proyek ilmiah, pembahasan ini bisa menjadi pondasi penting agar penelitianmu benar-benar bermakna dan dipercaya.

Apa Itu Urgensi Penelitian?

Urgensi penelitian adalah alasan mendasar yang menjelaskan mengapa sebuah penelitian penting untuk dilakukan. Dalam konteks akademik dan ilmiah, urgensi ini menjadi bagian yang sangat krusial karena menentukan nilai, relevansi, dan kontribusi dari suatu penelitian. Tanpa urgensi yang jelas, penelitian bisa saja dianggap sekadar formalitas atau tidak memberikan dampak yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan masalah nyata di masyarakat.

Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan “penting” dalam konteks ini? Penting bisa berarti bahwa penelitian tersebut mampu mengisi kekosongan pengetahuan yang belum pernah diteliti sebelumnya, atau bisa juga karena penelitian itu menjawab permasalahan aktual yang sedang dihadapi oleh masyarakat, lembaga, atau bidang tertentu. 

Misalnya, dalam bidang pendidikan, urgensi bisa muncul dari rendahnya hasil belajar siswa. Di bidang kesehatan, bisa karena tingginya angka penyakit tertentu yang belum ada solusi efektifnya.

Urgensi juga sering kali dijadikan tolok ukur apakah penelitian tersebut layak didanai, disetujui, atau bahkan dipublikasikan. Oleh karena itu, urgensi bukan sekadar “pembuka” dalam latar belakang masalah, tapi merupakan dasar yang memperkuat seluruh arah penelitian.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara menyusun urgensi penelitian yang kuat? Pertama, identifikasi masalah nyata yang relevan. Kedua, tunjukkan celah dalam penelitian sebelumnya—apa yang belum dibahas atau masih menjadi perdebatan. Ketiga, jelaskan manfaat potensial dari hasil penelitianmu, baik secara teoretis maupun praktis.

Dengan demikian, urgensi penelitian bukan hanya menunjukkan bahwa penelitian itu perlu dilakukan, tapi juga mengapa pembaca atau pihak terkait harus peduli terhadap penelitian tersebut. Maka dari itu, penting bagi setiap peneliti untuk mampu mengkomunikasikan urgensinya secara tajam, jelas, dan berbasis data atau fakta.

Bagaimana Cara Menentukan Urgensi Penelitian yang Tepat?

Menentukan urgensi penelitian yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam proses penelitian. Tanpa urgensi yang jelas dan kuat, penelitian bisa kehilangan arah, tidak relevan, atau bahkan dianggap tidak layak untuk dilakukan. Maka dari itu, memahami cara menyusun urgensi dengan baik menjadi hal yang wajib bagi setiap peneliti, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.

Lalu, bagaimana cara menentukan urgensi penelitian yang tepat?

1. Identifikasi Masalah Nyata di Lapangan

Langkah pertama adalah melihat langsung fenomena, kondisi, atau permasalahan yang terjadi di masyarakat, institusi, atau bidang tertentu. Tanyakan pada dirimu: Apakah ada masalah yang belum terselesaikan? Siapa yang terdampak? Seberapa besar dampaknya? 

Data atau fakta yang menunjukkan adanya masalah nyata bisa memperkuat alasan mengapa penelitian perlu dilakukan.

Contoh: Jika dalam dunia pendidikan banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika secara daring, maka kondisi ini bisa menjadi dasar urgensi untuk meneliti efektivitas metode pengajaran tertentu.

2. Tinjauan Literatur dan Celah Penelitian

Setelah melihat realitas, langkah selanjutnya adalah menelusuri penelitian-penelitian terdahulu. Di sini, kamu bisa menemukan celah atau kekurangan yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya. 

Pertanyaannya adalah: Apakah ada aspek yang terlewat? Apakah ada pendekatan baru yang bisa digunakan? Celah inilah yang akan memperkuat nilai ilmiah dari penelitianmu.

Misalnya, banyak penelitian membahas motivasi belajar siswa, tapi belum banyak yang mengaitkannya dengan faktor kesehatan mental pasca-pandemi. Celah ini bisa menjadi pintu masuk urgensi penelitian.

3. Perhatikan Relevansi Kontekstual dan Kekinian

Urgensi yang baik juga ditentukan oleh relevansinya dengan konteks saat ini. Apa yang penting diteliti tahun lalu belum tentu penting sekarang. Jadi, kamu perlu bertanya: Apakah isu ini masih hangat? Apakah ada perubahan sosial, kebijakan, atau tren teknologi yang membuat topik ini layak dikaji saat ini?

Sebagai contoh, setelah pandemi COVID-19, banyak hal berubah dalam dunia kerja dan pendidikan. Ini menciptakan banyak topik baru yang penting untuk diteliti.

4. Tentukan Manfaat Teoretis dan Praktis

Jangan lupa untuk menjelaskan apa dampak atau kontribusi dari penelitian yang kamu lakukan. Manfaat teoretis bisa berupa pengembangan teori atau model baru. Sementara manfaat praktis bisa berupa solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat atau lembaga.

5. Gunakan Data atau Fakta Pendukung

Urgensi yang baik sebaiknya tidak hanya berupa opini. Gunakan data statistik, hasil survei, laporan lembaga, atau kutipan ahli untuk memperkuat argumen. Hal ini akan membuat urgensimu lebih meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, urgensi penelitianmu tidak hanya akan terlihat penting di atas kertas, tetapi juga terasa bermakna bagi orang lain yang membaca, membimbing, atau mendanai penelitian tersebut. Maka, sebelum melangkah lebih jauh, pastikan kamu sudah menjawab satu pertanyaan penting: mengapa penelitian ini harus dilakukan sekarang?

Baca juga: Contoh Manfaat Penelitian di Proposal

Contoh Urgensi Penelitian dalam Laporan Skripsi

Berikut ini adalah contoh urgensi penelitian yang bisa digunakan dalam sebuah laporan skripsi:

Penggunaan media sosial di kalangan remaja semakin meningkat setiap tahun. Salah satu platform yang paling banyak digunakan adalah TikTok, yang tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga ruang untuk berekspresi dan membentuk citra diri. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena terdapat potensi pengaruh signifikan terhadap pola pikir dan perilaku remaja, khususnya dalam membentuk kepercayaan diri. 

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (2023), lebih dari 70% pengguna aktif TikTok di Indonesia berusia 15–24 tahun. Namun, hingga saat ini masih minim penelitian yang membahas secara mendalam bagaimana media sosial TikTok memengaruhi aspek psikologis remaja, khususnya dalam hal kepercayaan diri.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengisi celah dalam literatur terkait hubungan antara intensitas penggunaan TikTok dengan tingkat kepercayaan diri remaja. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan dalam memahami dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis remaja.

Dengan demikian, urgensi penelitian ini terletak pada relevansinya terhadap fenomena sosial kekinian dan kontribusinya dalam pengembangan ilmu psikologi dan pendidikan.

Cara Menjawab Apa Urgensi Penelitian Anda Ketika Ujian Skripsi

Saat dosen penguji bertanya, “Apa urgensi penelitian Anda?”, mereka ingin tahu seberapa penting topik yang kamu angkat dan mengapa penelitian kamu layak dilakukan. Untuk menjawabnya dengan meyakinkan, sampaikan secara ringkas tiga poin utama: latar belakang masalah, celah penelitian, dan manfaat yang ditawarkan.

Mulailah dengan menjelaskan masalah nyata atau fenomena yang melatarbelakangi penelitian. Misalnya, “Saya melihat adanya peningkatan penggunaan TikTok di kalangan remaja, namun belum banyak penelitian yang mengkaji dampaknya terhadap kepercayaan diri.” Lalu, tunjukkan celah yang belum diteliti, seperti kurangnya studi lokal atau pendekatan yang digunakan.

Setelah itu, sampaikan kontribusi penelitianmu. Contohnya: “Penelitian ini penting untuk memberikan gambaran bagi pendidik dan orang tua agar lebih memahami pengaruh media sosial terhadap perkembangan psikologis remaja.”

Pastikan kamu menjawab dengan percaya diri, relevan, dan tidak terlalu panjang. Hindari jawaban mengambang seperti “karena ini menarik” tanpa disertai penjelasan logis. Intinya, yakinkan penguji bahwa penelitianmu penting secara ilmiah dan bermanfaat secara praktis.

Baca juga: