Kebaruan Penelitian dan Bedanya dengan Gap Penelitian

Artikel ini akan membahas apa itu kebaruan dalam penelitian, mengapa unsur ini penting dalam karya ilmiah, serta cara mengidentifikasinya.
Kebaruan Penelitian

Dalam dunia akademik dan ilmiah, kebaruan penelitian atau novelty menjadi salah satu aspek penting yang menentukan nilai dan kontribusi suatu karya ilmiah. Tidak hanya sekadar mengulang penelitian yang telah ada, sebuah studi yang baik diharapkan mampu menawarkan sesuatu yang baru, baik dari segi pendekatan, hasil, teori, maupun konteks penerapan. Kebaruan inilah yang membuat penelitian menjadi relevan, orisinal, dan layak diperhitungkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Namun, masih banyak mahasiswa dan peneliti pemula yang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebaruan penelitian? Apakah harus sepenuhnya baru dan belum pernah dibahas sama sekali sebelumnya? Atau cukup memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap topik yang sama?

Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai apa itu kebaruan dalam penelitian, mengapa unsur ini sangat penting dalam karya ilmiah, serta bagaimana cara mengidentifikasinya. Dengan memahami konsep ini secara mendalam, peneliti akan lebih siap untuk menyusun penelitian yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga berdampak.

Apa Itu Kebaruan Penelitian?

Kebaruan penelitian atau novelty adalah unsur penting dalam sebuah karya ilmiah yang menunjukkan sejauh mana penelitian tersebut memberikan kontribusi baru bagi ilmu pengetahuan, teknologi, atau praktik di bidang tertentu. Kebaruan tidak selalu berarti topik yang sepenuhnya belum pernah diteliti, tetapi lebih kepada adanya nilai tambah yang belum pernah dijelaskan, ditemukan, atau dijabarkan secara spesifik dalam penelitian-penelitian sebelumnya.

Lantas, seperti apa bentuk kebaruan yang bisa dikatakan sahih? Kebaruan dapat berupa pendekatan metodologis baru, hasil temuan yang berbeda dari penelitian sebelumnya, penerapan teori yang belum pernah digunakan di konteks tertentu, atau penggabungan dua konsep yang sebelumnya belum pernah dikaji bersama. Bahkan, kebaruan juga bisa muncul dari pembaruan data pada topik lama dengan kondisi yang lebih mutakhir.

Kebaruan inilah yang membuat suatu penelitian relevan untuk dipublikasikan dan memiliki dampak nyata. Sebuah karya ilmiah tanpa kebaruan cenderung hanya menjadi pengulangan dari penelitian yang telah ada, dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan ilmu. 

Oleh karena itu, sejak awal perencanaan penelitian, penting bagi peneliti untuk melakukan kajian literatur secara mendalam guna menemukan celah atau gap yang bisa diisi melalui penelitian yang akan dilakukan. Dengan kata lain, kebaruan bukan sekadar formalitas dalam laporan penelitian, melainkan fondasi utama yang membedakan karya ilmiah bernilai tinggi dari yang biasa-biasa saja.

Bacaan terkait: Kerangka Berpikir Penelitian

Jenis Kebaruan Penelitian

Kebaruan dalam penelitian dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada fokus dan pendekatan yang digunakan peneliti. Berikut adalah beberapa jenis kebaruan penelitian yang umum ditemui:

1. Kebaruan Teoritis

Penelitian menghasilkan teori baru atau mengembangkan teori yang sudah ada dengan cara yang lebih relevan, luas, atau mendalam. Misalnya, menggabungkan dua teori untuk menjelaskan fenomena tertentu.

2. Kebaruan Metodologis

Peneliti menggunakan pendekatan, teknik analisis, atau metode pengumpulan data yang belum pernah diterapkan pada topik serupa. Bisa juga berupa modifikasi metode lama agar lebih efektif.

3. Kebaruan Kontekstual atau Lokasi

Topik lama diteliti kembali dalam konteks, wilayah, atau populasi yang berbeda, yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya. Misalnya, mengkaji budaya kerja generasi milenial di daerah terpencil.

4. Kebaruan Empiris

Penelitian menghasilkan data atau temuan baru yang berbeda dari studi sebelumnya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

5. Kebaruan Masalah atau Fokus Penelitian

Peneliti mengangkat isu atau sudut pandang baru terhadap suatu masalah yang belum banyak dibahas.

Cara Mencari Kebaruan Penelitian

Menemukan kebaruan dalam penelitian bukanlah hal yang instan, namun dapat dilakukan secara sistematis melalui beberapa langkah penting. Pertama, lakukan kajian literatur yang mendalam. 

Dengan membaca berbagai jurnal, artikel ilmiah, tesis, dan disertasi terbaru, peneliti bisa melihat sejauh mana topik yang diminati sudah diteliti, serta bagian mana yang belum banyak dibahas atau masih menyisakan pertanyaan.

Kedua, identifikasi celah penelitian (research gap), yaitu area yang belum terjawab, kurang eksplorasi, atau masih menimbulkan kontroversi. Apakah ada variabel yang belum dikaji? Apakah metode yang digunakan di penelitian sebelumnya masih relevan? Di sinilah peluang kebaruan bisa ditemukan.

Ketiga, perhatikan tren isu terkini di masyarakat, dunia akademik, atau kebijakan publik. Topik yang sedang berkembang tetapi belum banyak diteliti bisa menjadi dasar kebaruan. Keempat, gunakan pendekatan baru, seperti menggabungkan dua teori atau mencoba metode analisis yang belum pernah digunakan dalam konteks tersebut.

Dengan cara-cara ini, peneliti tidak hanya menghindari pengulangan, tetapi juga mampu menyusun penelitian yang lebih kuat dan relevan. Bukankah penelitian yang memberikan kontribusi baru jauh lebih bermakna?

Contoh Tabel Kebaruan Penelitian

Berikut contoh sederhana Tabel Kebaruan Penelitian yang dapat membantu menggambarkan perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan. Tabel ini menekankan aspek kebaruan dari segi teori, metode, dan konteks.

NoPenelitian SebelumnyaKebaruan Penelitian yang Akan Dilakukan
1Mengkaji hubungan antara stres dan prestasi belajar pada mahasiswa di kota besar menggunakan survei kuantitatif.Mengkaji hubungan antara stres dan prestasi belajar pada mahasiswa di daerah terpencil dengan metode campuran (mixed methods), menambahkan wawancara mendalam untuk pemahaman kontekstual.
2Penelitian menggunakan kuesioner standar untuk mengukur stres.Penggunaan alat ukur stres yang dikembangkan sendiri berdasarkan karakteristik budaya lokal.
3Fokus pada mahasiswa semester akhir.Memperluas subjek penelitian ke seluruh jenjang mahasiswa untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.
4Hasil penelitian hanya mengukur korelasi tanpa eksplorasi faktor penyebab.

Bedanya GAP Penelitian dan Novelty

GAP penelitian adalah celah atau kekurangan dalam kajian atau penelitian sebelumnya yang belum terjawab atau kurang dibahas secara mendalam. GAP menunjukkan area yang masih membutuhkan eksplorasi lebih lanjut, seperti aspek yang belum diteliti, metode yang kurang tepat, atau konteks yang belum pernah dijelajahi.

Sementara itu, novelty atau kebaruan adalah nilai tambah atau hal baru yang dihadirkan oleh penelitian kamu untuk mengisi GAP tersebut. Novelty adalah jawaban atau solusi baru yang kamu tawarkan, baik berupa teori, metode, data, atau pendekatan yang berbeda.

Singkatnya, GAP adalah alasan atau peluang untuk melakukan penelitian, sedangkan novelty adalah hasil inovatif yang diperoleh dari penelitian tersebut untuk menutup GAP tersebut. Keduanya saling terkait dan sangat penting dalam menentukan relevansi dan kontribusi penelitian.

Cara Menjawab Kebaruan Penelitian saat Ujian

Saat menjawab kebaruan penelitian dalam ujian, mulailah dengan menjelaskan apa itu kebaruan secara singkat, yaitu aspek baru atau kontribusi unik yang dibawa penelitian Anda dibandingkan studi sebelumnya. 

Selanjutnya, sebutkan secara spesifik elemen kebaruan dalam penelitiamu, bisa berupa metode baru, teori yang dikembangkan, konteks berbeda, atau data terbaru. Jelaskan juga mengapa kebaruan tersebut penting dan bagaimana hal itu mengisi gap atau kekurangan dari penelitian sebelumnya. Jawaban yang jelas, terstruktur, dan fokus pada poin utama akan menunjukkan pemahaman mendalam tentang kebaruan penelitian.

Baca juga: Apa Itu Keaslian Penelitian?

Baca juga: