Dewasa ini, menjadi mahasiswa bukan lagi sebatas belajar di ruang kuliah dan mencari gelar. Ada peran lain yang tengah menjadi sorotan, yaitu menjadi technopreneur. Dalam era teknologi yang terus melaju, mahasiswa ditantang bukan hanya menjadi pencari kerja, tapi juga pencipta kerja.
Hal inilah yang membuat technopreneurship kian relevan dan penting untuk dibahas. Yuk, ikuti ulasan lengkapnya pada artikel berikut, dan temukan bagaimana peran mahasiswa dapat bergeser menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di tengah transformasi digital.
Apa Itu Technopreneurship?
Kalau kamu pernah mendengar istilah technopreneurship, mungkin kamu bertanya-tanya, apa sebenarnya technopreneurship itu? Mengapa saat ini istilah tersebut sering dibicarakan, terutama di kalangan mahasiswa dan pebisnis muda?
Technopreneurship merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu “technology” dan “entrepreneurship” yang merupakan teknologi dan kewirausahaan. Dengan kata lain, technopreneurship dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan wirausaha yang menggunakan teknologi, inovasi, dan kreatifitas sebagai pendorong utama. Dalam technopreneurship, teknologi bukan hanya menjadi pelengkap, tapi justru menjadi aspek penting yang melandasi terciptanya sebuah bisnis.
Pada dasarnya, memang di era digital sekarang, teknologi memang menjadi jantung dari hampir segala aspek. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan para technopreneur yang memadukan teknologi dan kewirausahaan, untuk menemukan solusi atas masalah, memenuhi kebutuhan manusia, dan pada saat yang sama menciptakan peluang bisnis yang bernilai.
Misalnya, Gojek, Tokopedia, dan Ruangguru. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya menggunakan teknologi demi mencari keuntungan, tapi juga menjadi solusi atas masalah transportasi, belanja, dan belajar. Dengan pendekatan teknologi, bisnis dapat berjalan lebih luas, lebih cepat, dan lebih kreatif.
Technopreneurship bukan hanya berguna demi kepentingan bisnis, tapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam prosesnya, technopreneur menciptakan lapangan kerja, menyerap tenaga ahli, dan memberikan kontribusi pada perekonomian bangsa. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa technopreneurship dianggap penting, apalagi di tengah revolusi teknologi yang tengah terjadi saat ini.
Singkatnya, technopreneurship adalah pendekatan kreatif dan inovatif yang menggunakan teknologi sebagai mesin penggerak bisnis. Dengan menjadi technopreneur, seseorang tidak hanya menjadi wirausaha biasa, tapi juga mampu menjadi problem solver, innovator, dan motor penggerak perekonomian di era digital.
Mengapa Technopreneurship Penting Bagi Mahasiswa?
Apa yang terjadi jika nantinya saat lulus kuliah, kamu tidak menemukan pekerjaan yang sesuai bidangmu, atau malah kesulitan mencari kerja? Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia yang terus berubah, menjadi seorang technopreneur dapat menjadi solusi kreatif dan inovatif. Tapi, memangnya apa sih pentingnya technopreneurship bagi mahasiswa?
Mari lihat dari perspektif saat ini. Dalam era digital, peluang kerja memang terbatas, tapi peluang bisnis justru terbuka lebar. Dengan belajar dan memahami technopreneurship, mahasiswa dapat belajar menjadi kreatif, mandiri, dan mampu menemukan masalah di sekitar kemudian mencari solusinya.
Dengan kata lain, bukan lagi bergantung pada orang lain untuk mendapatkan pekerjaan, tapi justru mampu menciptakan lapangan kerja, minimal untuk diri sendiri dan nantinya mungkin juga untuk orang lain. Selain soal kemandirian, technopreneurship juga berguna untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif, mencari peluang, dan belajar risiko.
Dalam proses menjadi technopreneur, mahasiswa belajar mencari masalah, menemukan solusi, dan kemudian menerapkannya menjadi sebuah produk atau jasa yang berguna. Hal ini juga melatih kepemimpinan, kerja tim, dan manajemen, yang nantinya berguna bukan hanya saat menjadi wirausaha, tapi juga apabila nantinya bekerja di sebuah perusahaan.
Selain berguna secara individu, peran technopreneur juga penting demi terciptanya inovasi dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Mahasiswa nantinya akan menjadi motor penggerak perekonomian, yaitu menciptakan lapangan kerja dan mendatangkan devisa. Dengan kata lain, belajar technopreneurship bukan hanya demi kepentingan diri, tapi juga demi bangsa dan masyarakat luas.
Singkatnya, technopreneurship penting bagi mahasiswa karena dapat melatih kemandirian, kreatifitas, kepemimpinan, dan visi bisnis. Dengan teknologi dan kewirausahaan, nantinya mahasiswa dapat menjadi pembawa solusi, bukan masalah, dan turut bergotong royong membangun bangsa yang lebih unggul dan sejahtera.
Baca juga: Sistem Kelas di Perkuliahan
Cara Meningkatkan Jiwa Technopreneurship di Kalangan Mahasiswa
Untuk dapat meningkatkan jiwa technopreneurship terutama pada mahasiswa, ada berbagai hal yang bisa dilakukan.
1. Mengikuti Pelatihan dan Workshop Technopreneurship
Salah satu langkah penting untuk meningkatkan jiwa technopreneurship adalah aktif mengikuti pelatihan, workshop, dan seminar yang berkaitan dengan kewirausahaan teknologi. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat belajar langsung dari ahli, praktisi, dan pengusaha yang sukses.
Selain mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, workshop juga menjadi tempat penting untuk mencari jaringan (network) dan belajar dari kisah perjalanan bisnis orang lain. Hal ini nantinya dapat menjadi inspirasi dan motivasi saat mulai merancang dan menjalankan bisnis sendiri.
2. Mengikuti Kompetisi dan Hackathon
Kompetisi dan hackathon memberikan tantangan yang dapat melatih kreativitas dan problem-solving. Kalangan mahasiswa dapat bergabung dalam hackathon, business plan competition, atau innovation challenge. Dalam kegiatan ini, peserta diminta menemukan masalah, mencari solusi, kemudian mewujudkannya menjadi sebuah prototipe atau rencana bisnis.
Pengalaman semacam ini berguna untuk melatih pola pikir kreatif, kerja tim, dan kecepatan menemukan solusi. Selain itu, menang atau setidaknya menjadi finalis dapat menjadi portofolio dan modal penting saat nantinya mencari dukungan, kerja sama, atau pendanaan.
3. Mengikuti Mata Kuliah Kewirausahaan dan Technopreneurship
Banyak perguruan tinggi yang saat ini menyediakan mata kuliah kewirausahaan, teknologi, dan inovasi. Melalui perkuliahan, mahasiswa belajar prinsip bisnis, mencari peluang, menyusun rencana, dan belajar dari studi kasus.
Dengan pendekatan akademis, belajar kewirausahaan menjadi lebih terstruktur, mendalam, dan sesuai kebutuhan. Hal ini nantinya berguna saat diterapkan pada kondisi nyata. Selain belajar teori, mata kuliah sering memberikan pendekatan praktis, seperti pembuatan proposal bisnis dan presentasi ide.
4. Membangun Komunitas atau Klub Technopreneur
Berkumpul bersama orang-orang yang punya visi dan minat yang sama dapat menjadi pendorong kreatif. Komunitas atau klub technopreneur dapat menjadi tempat diskusi, belajar, mencari dukungan, dan mencari mitra.
Dalam komunitas, anggota dapat saling berbagi ide, masalah, dan solusi, sehingga proses belajar dan mencari peluang bisnis menjadi lebih cepat dan matang. Selain itu, bergabung di sebuah komunitas juga dapat membuka akses pada informasi, mentoring, dan kerja sama.
5. Magang atau Kerja di Perusahaan Digital dan Start-up
Pengalaman kerja, walau sebentar, dapat menjadi langkah penting belajar dari praktisi. Bekerja atau magang di start-up, perusahaan teknologi, atau inkubator bisnis memberikan gambaran langsung mengenai bagaimana sebuah usaha dijalankan, tantangan apa saja yang terjadi, dan bagaimana masalah diselesaikan.
Pengalaman lapangan ini nantinya berguna saat nantinya terjun menjadi technopreneur. Selain belajar, magang juga berguna untuk mencari relasi dan menemukan calon mitra bisnis di masa mendatang.
6. Mengikuti Mentoring dari Pengusaha Sukses
Bimbingan (mentoring) dari pengusaha yang lebih dahulu sukses dapat menjadi bekal penting. Melalui mentoring, mahasiswa dapat belajar dari kesalahan dan kesuksesan orang lain, meminta saran, dan menemukan solusi yang mungkin tidak tersedia di buku.
Hal ini dapat memangkas proses belajar dan trial-and-error, sehingga nantinya dapat melangkah lebih matang dan percaya diri. Selain itu, mentoring juga berguna untuk mencari jaringan dan akses permodalan.
7. Mengoptimalkan Penggunaan Teknologi dan Sosial Media
Teknologi dan media sosial merupakan alat penting untuk belajar dan mencari peluang. Melalui teknologi, mahasiswa dapat belajar secara mandiri (self-taught) dari kursus online, webinar, dan konten edukatif di YouTube.
Sosial media juga berguna untuk mencari inspirasi, menemukan masalah di masyarakat, dan belajar dari kisah sukses technopreneur lain. Selain belajar, teknologi juga berguna untuk mencari calon pelanggan, mitra, dan pasar yang lebih luas apabila nantinya mendirikan bisnis.
Menjadi technopreneur bukan hal yang terjadi secara instan, tapi butuh proses belajar, kerja keras, dan kreativitas. Dengan mengikuti pelatihan, bergabung di komunitas, mencari mentoring, dan belajar langsung di lapangan, mahasiswa dapat mengasah kemampuan kewirausahaan teknologi.
Langkah-langkah ini nantinya akan berguna saat terjun ke dunia bisnis, menemukan solusi kreatif, dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Dengan tekad dan kerja keras, nantinya mahasiswa dapat menjadi technopreneur yang unggul dan mampu bersaing di era digital.
Artikel selanjutnya: Aktivitas Sosial yang Biasa Dilakukan Di Wilayah Tinggal/Kampus